5 Tips Agar Anak Siap Dikhitan


Banyak sekali kasus terjadi, anak sudah berada di ruang praktek, dokter sudah siap, peralatan siap, tapi si anak tetap merasa ketakutan. Bujuk membujuk pun memakan waktu lama. Kadang, kalau keluarga habis kesabaran, khitan pun berjalan dengan terpaksa. Si anak diancam, ditakut-takuti, bahkan dipegang kencang-kencang kaki dan tangannya.

Ada yang akhirnya membatalkan khitan. Ada juga yang anaknya berlari keluar. Lucunya, ada juga keluarga yang sudah menyiapkan hidangan dan acara pesta di rumah, ternyata si anak malah tidak jadi khitan. 

Sebenarnya, anak harus merasa siap dengan proses khitan. Jangan dipaksa, karena justru akan membuat si anak tertekan. Alih-alih menjalani bagian dari syariat Islam dengan sukarela, bisa jadi malah menimbulkan trauma. Ada beberap tips membuat anak merasa siap untuk dikhitan. Apa saja?

Pertama, pengondisian. Jangan ujug-ujung meminta, bahkan memaksa anak khitan. Lakukan pengondisian. Berapa lama waktu pengondisiannya, tergantung anaknya. Bagi anak lagi-lagi yang relatif pemberani, rajin olahraga (bahkan olahraga ekstrim), mungkin bisa sehari dua hari. Bagi yang kurang berani, bisa berbulan-bulan, bahkan mungkin setahun dua tahun sebelumnya.

Misal bisa mulai ditanya, "Nak, khitan itu syariat Islam, lho. Kapan kamu siap untuk khitan? Nggak harus sekarang, tapi kamu harus mempersiapkan diri ya?"

Mengunjungi teman-teman atau kerabat yang sudah dikhitan, juga bagian dari pengondisian. "Tuh kan, si Andi nggak sakit lho dikhitan, malah ketawa-ketawa, kamu pasti juga akan begitu besok."

Kedua, anak perlu dimotivasi terus menerus, agar bisa siap. Dua motivasi yang sering dilakukan untuk tahap anak-anak adalah punnishment dan reward. Untuk anak, janganlah pakai punnishment. Ngeri! Pakai saya reward. Ini sering dilakukan dan terbukti manjur. "Nak, kalau mau dikhitan, Papa kasih hadiah lho." Tapi awas, hadiahnya yang mendidik. Jangan justru menjerumuskan anak kepada hal-hal berbahaya.

Ketiga, usia anak juga sangat berpengaruh penting untuk kesiapan anak. Mengkhitan anak pada usia bayi mungkin justru tidak terlalu masalah, karena anak masih belum bisa bergerak aktif dan berontak. Tetapi, pada usia-usia tanggung, misal 4 tahun atau 6 tahun, seringkali secara psikologis anak belum siap. Maka, sebaiknya, pilihlah usia yang sudah cukup kuat secara fisik dan psikologis. Menurut para ulama dari Mazhab Maliki, anak laki-laki dianjurkan dikhitan di usia wajib diperintah sholat. Usia yang dimaksud antara 7 sampai 10 tahun. Mayoritas ulama berpandangan bahwa khitan sebaiknya dilakukan selama anak belum baligh. Jika sudah baligh, maka hukumnya harus disegerakan.

Keempat, dorong anak untuk aktif bergerak dan olahraga secara rutin. Sebab, olahraga bisa membuat tubuh kuat dan lebih tahan terhadap rasa sakit. Meski proses khitan modern sebenarnya tidak sakit, hanya "terasa", tetapi memang saat disuntik bius, memang relatif sakit. Hanya saja, bagi anak yang tubuhnya bugar dan kuat, biasanya tahan terhadap sakit. Demikian juga pasca khitan, saat masih proses penyembuhan luka, meskipun ada obat penghilang nyeri, kadang sakit masih terasa.

Kelima, perbanyak anak untuk bersosialiasi dengan anak-anak lelaki sebaya. Sehingga ketika teman-temannya dikhitan, maka akan muncul motivasi tersendiri untuk berkhitan. Juga ada rasa "malu" jika belum dikhitan, sementara teman-temannya sudah.

Itulah 5 tips agar anak merasa siap dikhitan. Yuk, dicoba!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "5 Tips Agar Anak Siap Dikhitan"

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda