Memahami Tahap-Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget
Salah satu cara memahami kondisi anak, tentu adalah dengan
memahami pertumbuhan fisik, emosional, serta psikologis anak. Kita mengenal
salah satu disiplin ilmu yang membahas hal itu, yaitu Psikologi Perkembangan,
yakni bidang ilmu yang mempelajari perubahan perilaku, kognisi, dan emosi
individu seiring dengan pertambahan usia.
Seorang anak, akan tumbuh dan berkembang melalui
tahapan-tahapan tertentu, dengan ciri khas tertentu, yang perlu Ayah dan Bunda pahami.
Dalam Psikologi, terdapat beberapa teori yang mencoba melakukan mengidentifikasi
tahapan-tahapan perkembangan usia dari sejak seseorang masih bayi hingga tumbuh
dewasa. Teori-teori perkembangan yang terkenal di antaranya dikemukakan oleh
Jean Piaget dengan tahapan-tahapan perkembangan kognitif; Erik Erikson yang
mencoba memaparkan teori perkembangan psikososial yang mencakup aspek sosial
dan emosional; juga tokoh-tokoh yang lain.
Pada kesempatan ini, kami akan mencoba memaparkan teori perkembangan
menurut Piaget. Teori ini sering disebut sebagai teori “Tahapan Perkembangan
Kognitif Piaget.”
Jean Piaget yang lahir pada 9 Agustus 1896 dan wafat pada 16
September 1980, adalah seorang psikolog asal Swiss, yang fokus meneliti tentang
perkembangan anak-anak, khususnya perkembangan kognitif. Piaget merupakan
seorang profesor di bidang Psikologi di Universitas Geneva. Menurutnya, kondisi
kognitif seorang anak akan berkembang dari tahun ke tahun, dan semakin lama
akan semakin cerdas. Ada 4 tahap perkembangan anak menurut Piaget.
Sensorimotor (0-2 tahun)
Fase ini merupakan tahapan yang dilalui anak dari lahir
sampai usia sekitar 2 tahun. Pada saat ini, anak-anak belajar melalui indera
mereka dan mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui aktivitas fisik.
Penting bagi orang tua untuk menstimulus anak melalui indera, yaitu penglihatan
(mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), peraba (kulit), dan perasa
(lidah).
Preoperasional (2-7 tahun)
Ini adalah tahap yang dimulai sejak anak-anak berusia 2
tahun sampai sekitar 7 tahun, yakni saat anak masuk di kelas bawah Sekolah
Dasar. Pada tahap kognitif ini, anak-anak mulai menggunakan bahasa dan simbol,
tetapi berpikir secara prasekonseptual (belum terkonsep) dan cenderung egois
atau mementingkan dirinya sendiri. Pada periode ini, anak-anak sudah bisa
diajak untuk berkomunikasi dengan baik, berliterasi dini, dan belajar untuk
bekerjasama dengan orang lain.
Konkret Operasional (7-11 tahun)
Tahap ini terjadi pada anak-anak yang bersekolah di bangku
Sekolah Dasar. Kemampuan anak untuk berpikir logis sudah berkembang, tetapi
masih terbatas pada objek-objek konkret atau nyata, belum sampai pada yang
abstrak. Karena itu, anak bisa diajak belajar untuk melakukan observasi
benda-benda yang ada. Ketika belajar menghitung, anak bisa dimulai menghitung
benda-benda yang tampak, bukan simbol.
Operasional Formal (12 tahun dan seterusnya)
Ketika anak sudah mulai masuk usia pra remaja, yakni usia 12
tahun ke atas, kemampuan berpikir abstrak dan logis semakin berkembang. Dia
sudah mulai bisa berpikir sesuatu yang simbolik.
Anak-anak yang datang ke Solo Khitan Center memiliki usia beragam.
Ada yang masih bayi, berarti dia masih tahap sensorimotoris. Proses edukasi khitan
tentu sulit dilakukan pada usia ini. Pada tahap preoperasional, anak juga masih
sulit untuk memahami sebuah konsep, termasuk khitan itu sebuah kewajiban bagi
laki-laki menurut ajaran agama. Periode kongkret operasional, merupakan tahapan
ideal bagi seorang anak untuk mulai mendapatkan edukasi khitan, karena dia
sudah mulai mampu berpikir logis.
Penulis: Yeni Mulati, M.M., M.Psi
Posting Komentar untuk "Memahami Tahap-Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget"
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda